24 C
id

Respons dan Tindakan Pasca Musibah Banjir Bandang di Kabupaten Agam.

Agam Matajurnalist.com_Dalam musibah galodo, longsor, dan banjir bandang yang meluluhlantakkan beberapa titik di daerah Kabupaten Agam pada Sabtu malam (11/5/2024), Kepala BNPB R.I Letjend Suharyanto, Kepala BMKG Pusat Prof. DR. Ir. Dwikorita Karnawati,  dan Anggota Komisi VIII DPR R.I Jhon Kenedy Aziz mengunjungi lokasi terdampak di Bukik Batabuah Kabupaten Agam pada Selasa pagi (14/5/2024).

Kunjungan tersebut turut didampingi oleh Gubernur Sumbar, Danrem 032/Wbr Brigjend TNI Eko Purnomo, Kapolda Sumbar, Bupati Agam beserta unsur Forkopimda, Kodim 0304/Agam, Batalyon 131 Brajasakti, PMI Provinsi bersama PMI Kota Bukittinggi dan Agam, serta para relawan kemanusiaan lainnya.

Letjend Suharyanto menyatakan bahwa dari sejumlah lokasi terdampak bencana seperti Bukik Batabuah Canduang, Galugua Sungai Pua, dan Ampek Koto, Bukik Batabuah termasuk daerah yang paling parah terdampak. 


Bencana banjir, galodo, dan longsor yang terjadi di Sumbar pada 11 Mei 2024 telah melanda setidaknya empat kabupaten atau kota di Sumbar. 

Sejauh ini, dilaporkan 49 warga meninggal dunia akibat bencana tersebut, serta ratusan unit rumah, kendaraan, lahan pertanian, hingga ternak yang ikut diterjang banjir dan longsor, yang menyebabkan dampak besar pada perekonomian daerah ini, ujarnya.

“Kondisi ini yang pertama harus diperhatikan adalah mengembalikan kondisi di titik bencana menjadi normal,” kata Suharyanto. Ia menjelaskan bahwa dengan melihat langsung, pihaknya dapat menilai langkah yang harus diambil ke depan, terutama di lokasi yang paling parah seperti Lembah Anai di jalur perlintasan Padang – Bukittinggi.

Dalam kesempatan yang sama, dan waktu yang berbeda Ketua PMI Pusat Drs. Jusuf Kalla, yang didampingi oleh TIM Palang Merah Internasional dan Bulan Sabit Merah (ICRC), mengunjungi Posko Utama di Bukik Batabuah Canduang.

Jusuf  Kalla mengutarakan bahwa PMI akan bekerja selama 6 bulan dalam kondisi kedaruratan perbaikan sanitasi, dan untuk pasokan darah sejauh ini masih cukup.
Terpantau di lapangan oleh awak media, hingga hari keempat, sejumlah personel dari Kodim 0304/Agam, Batalyon 131 Brajasakti, Prajurit Marinir Yormarharhanlan II, dan Personel Brimobda Polda Sumbar dikerahkan untuk mencari warga yang hilang akibat banjir bandang dan galodo lahar dingin Gunung Marapi dan Gunung Singgalang. Pencarian juga dibantu oleh relawan kemanusiaan lain serta masyarakat setempat.

Dari pencarian tersebut, korban atas nama Halimah Tusadiyah (30) asal Simpang Bukik belum ditemukan, sementara korban jiwa atas nama Amri Koto (70) asal Sungai Pua dan Sahar (60) asal Simpang Bukik ditemukan dalam keadaan meninggal dunia. Data sementara mencatat bahwa korban meninggal dunia di Kabupaten Agam berjumlah 22 orang.***

Pewarta : sutan mudo 
Postingan Lama
Postingan Lebih Baru

Posting Komentar

- Advertisment -