Boikot Telah dicabut, Kini Masyarakat dan Yayasan Syekh Sulaiman Arrasuli Bergandeng Tangan Menyelesaikan Kasus Asusila di Ponpes MTI Canduang
Silaturahmi Yayasan Syekh Sulaiman Arrasuli dengan Wali Nagari dan Tokoh Masyarakat Canduang Koto Laweh pada Rabu (7/8/2024) |
Agam, MataJurnalist.Com - Pasca kerusuhan demonstrasi yang digelar segolongan pemuda peduli warga nagari Canduang Koto Laweh beberapa hari lalu di depan Ponpes MTI Canduang, Agam, Sumatera Barat, Budi Anda Rajo Bandaro juru bicara perwakilan masyarakat tersebut menyampaikan permohonan ma'af atas ketidaknyamanan yang telah terjadi dan secara resmi mencabut pernyataan boikot dan mosi tidak percaya itu pada Rabu (7/8/2024).
Sebelumnya pada Senin, 5 Agustus 2024 segolongan pemuda peduli masyarakat nagari Canduang Koto Laweh melakukan aksi demonstrasi di depan Ponpes MTI Canduang yang diajukan terhadap Yayasan Syekh Sulaiman Arrasuli yang menaungi lembaga pendidikan agama tersebut.
Demonstrasi itu sekaitan dengan tuntutan masyarakat mengenai sejauh mana keseriusan kinerja tim Satgas penanggulangan dan pemberantasan tindak asusila yang dibentuk oleh Yayasan tersebut dalam penanganan kasus pencabulan santri yang melibatkan beberapa orang oknum guru di Pondok Pesantren tersebut.
Pada Rabu (7/8/2024) pengurus yayasan Syekh Sulaiman Arrasuli mengadakan pertemuan bersilaturahmi bersama berbagai elemen masyarakat di kenagarian Canduang Koto Laweh yang dihadiri oleh Wali Nagari Canduang Koto Laweh, Wali Jorong, Badan Musyawarah (Bamus), pengurus Kerapatan Adat Nagari (KAN), pemuda, dan ketua-ketua lembaga yang ada di kenagarian tersebut.
Humas MTI Canduang ustazd H. Aldri, S.Ag., Dt. Tumangguang menyebutkan "pertemuan ini bertujuan untuk membahas dan mencari solusi atas kasus pelecehan seksual yang telah mengguncang MTI Canduang dan masyarakat setempat. Dalam suasana yang penuh keterbukaan dan musyawarah, seluruh peserta sepakat untuk mendukung penuntasan kasus tersebut dengan secara transparan."
Budi Anda Rajo Bandaro juru bicara perwakilan masyarakat dalam acara Silaturrahmi di MTI Canduang pada Rabu (7/8/2024). |
Budi Anda Rajo Bandaro juru bicara perwakilan pemuda dan sebagian masyarakat Canduang Koto Laweh, mengambil kesempatan ini untuk menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang telah terjadi. Ia juga secara resmi mencabut boikot dan mosi tidak percaya yang sebelumnya diajukan terhadap Yayasan Syekh Sulaiman Arrasuli dalam penanganan kasus tersebut."
"Kami berterima kasih kepada Yayasan Syekh Sulaiman Arrasuli yang telah bersedia berdialog dan mendengarkan aspirasi kami. Kami berharap dengan adanya kerjasama ini, kasus pelecehan seksual dapat ditangani dengan sebaik-baiknya dan memberikan keadilan bagi semua pihak yang terlibat," ujarnya.
Yayasan Syekh Sulaiman Arrasuli menyambut baik langkah tersebut dan berkomitmen untuk terus berkolaborasi dengan masyarakat dalam menyelesaikan kasus ini secara tuntas. "Kami berharap pertemuan ini menjadi awal yang baik untuk memperkuat kerjasama antara yayasan dan masyarakat demi menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif di Canduang Koto Laweh," kata salah seorang perwakilan pengurus yayasan.
Pertemuan ini bertujuan untuk membahas dan mencari solusi atas kasus pelecehan seksual yang telah mengguncang masyarakat setempat. Dalam suasana yang penuh keterbukaan dan musyawarah, seluruh peserta sepakat untuk mendukung penuntasan kasus tersebut dengan cara yang adil dan transparan.
Selain itu, Budianda Rajo Bandaro dan tokoh masyarakat yang hadir mengapresiasi langkah cepat yang telah dilakukan oleh manajemen yayasan dan MTI Candung dalam menuntaskan masalah ini. Mereka mengakui bahwa tindakan proaktif yang diambil telah memberikan harapan bagi masyarakat untuk mendapatkan keadilan dan memastikan lingkungan yang aman.
Pertemuan ini diakhiri dengan kesepakatan yayasan dengan masyarakat Canduang Koto Laweh merumuskan MOU demi kemaajuan Madrasah-madrasah dan sekolah sekolah yang ada di nagari Canduang Koto Laweh.|*
Pewarta: F. Malin Parmato
Posting Komentar