Pentingnya Edukasi Tentang Bahaya Obat dan Makanan di Sumatera Barat.
Pemberdayaan Masyarakat Melalui Komunikasi, informasi, dan Edukasi Terkait Kesehatan, khususnya dalam hal obat dan makanan. Ade Rezki Pratama Komisi IX DPR RI Bersama BBPOM di Padang (8/8/2024), di Aula Kantor Wali Nagari Panampuang Kabupaten Agam.
Agam Matajurnalist.com_ Anggota DPR RI Komisi IX Ade Rezki Pratama, bersama mitra kerja Komisi IX dan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) di Padang, pada Kamis (8/8/2024) sore, melaksanakan kegiatan edukasi kepada masyarakat di Aula Kantor Nagari Panampuang, Kecamatan Ampek Angkek, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Kegiatan ini menyoroti pentingnya kesadaran masyarakat terhadap bahaya obat dan makanan yang bereaksi cepat, yang sering kali dipertanyakan keamanannya.
Dalam acara tersebut, tema utama yang diangkat adalah pemberdayaan masyarakat melalui komunikasi, informasi, dan edukasi terkait kesehatan, khususnya dalam hal obat dan makanan.
Hadir dalam kegiatan ini antara lain Ade Rezki Pratama, Kepala BBPOM Padang Drs. Abdul Rahim, Kepala BPM Payakumbuh Iswadi, Camat Ampek Angkek Rahmat Fajri, Serta para Walinagari di beberapa daerah di Kabupaten Agam, tokoh masyarakat, niniak mamak, bundo kanduang, dan awak media.
Camat Ampek Angkek Rahmat Fajri menyampaikan apresiasinya kepada anggota DPR RI Komisi IX dan BBPOM yang telah berkolaborasi dalam mengedukasi masyarakat terkait kesehatan, terutama dalam aspek obat dan makanan.
"Pak Ade Rezki ini, jika dilihat memang seperti penawar bagi masyarakat. Para undangan yang hadir tampak cerah, mungkin ada yang datang dengan sakit kepala dan sekarang merasa sehat dengan kehadiran beliau di sini," ujar Fajri.
Ia juga berharap kedepannya agar perhatian lebih diberikan pada pembangunan dan pertanian di daerah tersebut, termasuk perbaikan jalan dan irigasi yang memerlukan anggaran tambahan.
Kepala BBPOM Padang, Drs. Abdul Rahim, mengingatkan bahwa kurangnya kepedulian dan informasi tentang obat dan makanan yang tidak memiliki izin edar dapat berdampak buruk bagi kesehatan. Ia menekankan pentingnya berbagi pengetahuan yang didapat dari kegiatan ini dengan keluarga dan masyarakat sekitar.
Dalam sambutannya, Ade Rezki Pratama menegaskan pentingnya kehadiran BPOM dalam mengantisipasi penyebaran obat kadaluwarsa dan obat-obatan murah yang tidak jelas kualitasnya, yang sering ditemukan di warung-warung kecil. "Pernah juga kita dengar bahwa obat bisa menjadi racun jika tidak digunakan sesuai peruntukannya," jelas Ade Rezki.
Ia juga menyoroti bahaya produk-produk kosmetik dan obat-obatan yang diiklankan di media sosial, yang sering kali menggunakan wajah artis untuk menarik perhatian konsumen. Menurutnya, efek instan yang ditawarkan oleh produk-produk tersebut sangat berbahaya dalam jangka panjang dan dapat menimbulkan dampak buruk pada tubuh.
Selain itu, Ade Rezki juga memperingatkan tentang maraknya iklan obat kuat bagi pria yang menjanjikan efek instan namun berisiko tinggi terhadap kesehatan, seperti potensi gagal ginjal. "Segala sesuatu yang instan pasti memiliki efek samping yang berbahaya bagi kesehatan," tegasnya.
Pada kegiatan sosialisasi tersebut, juga terdapat stan yang memamerkan berbagai contoh obat berbahaya dan alat kosmetik yang memiliki efek buruk terhadap kulit. Yulia, penjaga stan tersebut, menjelaskan bahwa obat yang memiliki label "Din Kes" namun tidak ada izin edar dari BPOM berarti tidak aman untuk dikonsumsi.
Pada saat itu Ia juga menyarankan masyarakat untuk selalu memeriksa keaslian produk melalui aplikasi BPOM Mobile yang dapat diunduh di Google Play. "Jika produk tidak terdaftar, sebaiknya jangan dikonsumsi," pungkasnya.
Pewarta : sutan mudo
Posting Komentar